Ne, tipe suami idamanmu seperti apa? – Ini jawabanku #1
Menurutku, waktu terbaik melatih kemampuan public speaking adalah ketika mengendarai motor. Baik itu dengan membonceng seseorang ataupun tidak. Di saat itulah aku menentukan topik sendiri dan membahas topik tersebut dengan gaya bicara dan caraku sendiri.
Satu waktu, aku mengendarai motor sendiri dan mengoceh panjang lebar tentang tipe suami idamanku. Sehingga tatkala ada orang yang menanyakan hal tersebut, aku bisa dengan mudah menjawabnya. Beginilah kira-kira jawabannya:
“Bicara soal tipe suami, aku gak akan menjawabnya secara langsung. Aku gak akan to the point. Aku gak akan sefrontal itu untuk menjawab pertanyaan sekrusial itu. Akan ada muqoddimah atau basa basi (?) terlebih dahulu yang nantinya akan mengerucut pada jawaban asli dari pertanyaan itu.
Ya. Jadi sebagaimana yang kita tahu, prostitusi di zaman Rasulullah sudah ada. Namun u know? Rasulullah lebih fokus mengatasi akar permasalahan dari prostitusi, yaitu kemiskinan, dibanding fokus secara langsung terhadap prostitusi itu sendiri. Beliau paham betul bahwa kondisi miskin bisa mendorong seseorang khususnya wanita untuk melakukan apa saja yang ia bisa supaya mendapat uang. Karena banyak kebutuhan hidup yang harus dipenuhi atau bahkan bila wanita tersebut sudah punya anak, maka tentu saja ia punya orang yang harus ia tanggung jawabi. Oleh karena itu, menurutku langkah Rasulullah sangat tepat. Yang fokus diberantas adalah akar permasalahannya. Selain prostitusi, kemiskinan juga bisa menyebabkan kejahatan lainnya, seperti pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan.
Sama halnya dengan hal sepele yang terjadi di masyarakat kita saat ini. Hal buruk yang sangat dimaklumi oleh banyak orang sehingga lama kelamaan hal tersebut dianggap biasa, lazim, normal, dan wajar. Hal buruk yang dimaksud adalah merokok.
Jika selama ini narkoba atau khamar dikenal sebagai ibunya dosa. Maka menurut pendapatku, merokok adalah akar atau kuncinya perbuatan dosa. Yang pertama menarik perhatianku ketika tiba di pintu ketibaan (gate) Pesantren Ma’had Al-Zaytun, Indramayu, bukan tulisan, “Pusat Pendidikan Budaya Toleransi dan Perdamaian”, melainkan tulisan di plang tinggi sebelah kiri kalau tidak salah, yang berbunyi, “Merokok adalah jembatan emas menuju narkoba”.
Jikalau orang sudah berani merokok, seiring berjalannya waktu ia akan terbuka dengan hal lain yang juga membahayakan bagi tubuh (meskipun tidak semua perokok). Namun lebih tinggi levelnya. Yang tak lain adalah narkoba. Nikotin yang terkandung di rokok, sama persis dengan yang terkandung di narkoba. Apalagi rokok punya sifat yang sama dengan narkoba, yaitu salah satunya adiksi, dimana penggunanya bisa mengalami kecanduan. Aku pribadi meyakini bahwa salah satu wujud syukur yang bisa dilakukan oleh manusia adalah dengan tidak merokok. Sehat itu mahal. Sehat itu anugerah. Gak selamanya orang akan sehat. Dan gak semua orang terlahir sehat dengan kondisi organ tubuh yang baik dan lengkap. Selama kita diberi nikmat tubuh yang sehat, mengapa kita malah tidak bersyukur dengan merusaknya?
Kesan pertamaku ketika mempelajari lebih dalam kepribadian sayyidina Umar bin Khattab, aku pengen! Punya kepribadian seperti beliau. Salah satunya al-Faruq, yakni cerdas dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Saat ini, aku sedang mengusahakan untuk selalu bersikap seperti itu, agar pasangan yang akan bersamaku nanti juga memiliki sikap tersebut. Katanya.. jodoh cerminan diri, bukan?
Nah, sudah kusebutkan, tuh satu tipe dari suami idamanku. Orang dengan sikap al-Faruq, gak akan tinggal diam atau memaklumi ketika keburukan terjadi di sekitarnya
Well now, kita kembali ke topik rokok. Solusi agar teratasinya suatu masalah, ya berantas akarnya. Masalah-masalah besar yang disebabkan oleh narkoba, maka yang harus diberantas adalah narkobanya. Lebih mengerucut lagi, berantas kecanduan rokoknya. Menurut kalian, melihat betapa aku mengecam terhadap merokok, sudah cukup jelas, kah bahwa salah satu tipe suami idamanku juga bukanlah perokok? Sosok yang bersyukur dan gak menyibukkan diri kepada hal yang sia-sia juga turut menjadi bagian dari tipe idaman pasanganku kelak. Aamiinn paling serius :)"
Duh, mauku banyak! Saatnya memantaskan diri dan terus berusaha jadi pribadi yang lebih baik lagi. Kita berjuang bareng-bareng, ya! Bismillah…
yukk Bismillah 💞
ReplyDeleteBijak! Proud of u ne♥️
ReplyDelete